TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Keluhan Emak-emak Di Tukang Sayur

Bawang Merah Cuma Serawuk Dihargai Rp 11 Ribu

Laporan: AY
Selasa, 23 April 2024 | 08:31 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Kenaikan harga bawang merah di banyak daerah membuat resah masyarakat. Pasalnya, harga komoditas dapur itu melonjak hampir dua kali lipat setelah libur Lebaran. Bawang merah yang biasanya dijual Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram (kg), kini mencapai Rp 70 ribu per kg.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, lonjakan harga bawang terjadi karena para pedagang pasar belum kembali dari mudik Lebaran 2024.
Kondisi tersebut, kata dia, membuat stok atau pasokan bawang merah menipis. Sebab, para pedagang yang belum kembali dari kampung halaman merupakan sumber pasokan bagi pengecer kecil.
“Khusus Lebaran, memang sebagian pedagang libur kem­bali ke daerah asal, bersilaturahmi. Termasuk di Pasar Induk,” ujar Arief di Jakarta, Minggu (21/4/2024).

Selain belum aktifnya para pedagang, kata dia, para petani di banyak daerah juga menahan panen bawang merah.

Menurut Arief, aksi terse­but berkaitan dengan belum kembalinya para pedagang dan aktivitas perdagangan di pasar belum kembali normal.
“Jika mereka (petani) melaku­kan panen, harga bawang merah akan jatuh karena tidak ada pembeli. Produk hortikultura sangat volatile, karena serapannya harian,” terang dia.
Mengutip Panel Harga Bapanas, harga rata-rata bawang merah di pedagang eceran melambung hingga Rp 51.680 per kg. Harga tersebut naik tinggi, dibanding harga per 1 April 2024 yang hanya Rp 35.100 per kg. Di Jakarta, harga bawang merah dibanderol Rp 69.520 per kg atau melesat 34,52 persen dibanding sebelumnya.

Melanjutkan keterangannya, Arief menegaskan, pihaknya tidak tinggal diam dalam melihat kenaikan harga bawang merah.
Menurutnya, Bapanas telah melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk menurunkan harga. Di antaranya melalui fasilitas distribusi pangan untuk memenuhi stok bawang merah di pasar.

“Kami sudah berkolaborasi dengan Ditjen Hortikultura melakukan fasilitasi distribusi bawang merah dari petani unggulan di Kabupaten Solok ke Pasar Induk Kramat Jati sebanyak 24 ton,” jelas dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar mengatakan, pihaknya mencatat kenaikan harga bawang merah di 289 kabupaten/kota pada minggu ketiga April 2023.

“Catatan harga bawang merah pada minggu ketiga April 2024 naik 18,48 persen,” ujar Amalia, Senin (22/4/2024).
Dia memaparkan, secara rata-rata nasional harga bawang merah berada dikisaran Rp 42.200 per kg pada minggu ketiga April 2024. Angka terse­but naik Rp 37.613 per kg, dari minggu kedua April 2024.

Di kabupaten/kota yang mengalami kenaikan juga naik dari minggu sebelumnya. Selain bawang merah, harga bawang putih juga masih mengalami kenaikan dari minggu sebelum­nya sebesar 3,92 persen,” jelas Amalia.

Terpisah, Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) DKI Jakarta mengeluhkan kenai­kan harga bawang merah setelah Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Ketua Kowantara DKI Jakarta Izzudin Zidan mengatakan, har­ga bawang merah naik hampir dua kali lipat, jika dibandingkan harga sebelum Lebaran 2024.
“Sebelumnya, harga bawang merah berkisar Rp 35 ribu sam­pai Rp 40 ribu per kg. Kini, melonjak menjadi Rp 70 ribu per kg. Kenaikan ini berdampak besar terhadap rasa di setiap masakan, karena semua bumbu masakan menggunakan bawang merah,” ujarnya.
Namun begitu, sambung dia, para pedagang warteg tidak mungkin menaikkan harga makanan, karena akan ber­dampak padanpengurangan konsumen dan pendapatan atau omset. Para pedagang Warteg berharap Pemerintah segera mengendalikan harga bawang merah, agar harga bahan pokok lainnya tidak ikut naik.

“Sampai sekarang, harga beras belum turun, harga cabe masih tinggi, harga bawang ikut-ikutan naik. Kami (pedagang warteg) perlu mencari alternatif bahan atau bumbu yang lebih murah sebagai pengganti bawang untuk mengurangi biaya produksi,” keluh dia.

Di media sosial X, netizen ra­mai-ramai mengeluhkan kenaikan harga bawang merah yang bikin dompet jebol. Sebab, bawang merah sangat dibutuhkan untuk bumbu di semua jenis masakan.
Akun @hariyanti kaget bawa­ng merah sudah Rp 80 ribu per kg. Padahal, Lebaran sudah sele­sai, tapi harga berbagai kebutu­han pokok tidak kunjung turun.
“Baru tahu kalau harga bawa­ng merah naik banget. Jangan-jangan bisa tembus Rp 100 ribu/kg. Dulu pas harga kebutuhan pokok naik, pedagang bilang ‘wajarlah lagi Ramadan dan mau Lebaran’. Sekarang, apa lagi alasannya,” tulisnya.

Akun @jenirjelly men­gatakan, kenaikan bahan kebu­tuhan dapur tidak merata. Ada yang harganya sedang turun, dan ada yang naik. Namun, semuanya tetap dibutuhkan buat memasak.
“Harga bawang merah lagi mahal-mahalnya, tapi harga cabe turun. Masa iya masaknya pake cabe aja,” ujarnya.

Sementara, akun @Marsyaiswdn menceritakan keheranan emak-emak di wilayahnya, karena harga bawang merah di tukang sayur naik hingga dua kali lipat.
“Menangisi harga sayur yang naik terus. Hari ini, paling nye­sek beli bawang merah, cuma serawuk biasa beli Rp 3 ribu, jadi Rp 11 ribu. Beli tomat biasanya Rp 5 ribu dapat banyak, cuma dapat satu. Ya Allah mudah­kanlah aku biar punya kebun sendiri,” ujarnya.

Ada juga netizen yang men­gaku mengurangi konsumsi bawang merah dalam masakan. Meski rasanya agak berbeda, mereka terpaksa, agar kegiatan masak-masak tetap lancar.
“Bawang merah harganya suram banget. Orang-orang di pasar lain udah Rp 80 ribu per kg. Meski gue masih dapat harga Rp 56 ribu per kg, tetep aja kaget, biasa beli Rp 20 ribu per kg. Lama-lama kayak masak Chinese Food, karena tiap hari banyakin bawang putih,” keluh akun @unyuu_banget.

Pos Berikutnya:
Dibeberin Di Sidang
Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat hadi di persidangan. Foto : Ist
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo