TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Sudah Bukan Kader PDIP, Kemana Jokowi Berlabuh?

Laporan: AY
Kamis, 02 Mei 2024 | 08:10 WIB
Presiden Jokowi saat hadir diacara PDIP. Foto : Ist
Presiden Jokowi saat hadir diacara PDIP. Foto : Ist

JAKARTA - Usai tak dianggap lagi sebagai kader PDIP, Presiden Jokowi jadi rebutan banyak partai. Namun, ke partai mana Jokowi akan berlabuh, masih misteri. Ketua Umun Projo, Budi Arie mengaku sudah tahu jawabannya, tapi masih merehasiakannya. "Kalau dibocorin sekarang, nggak seru," kata Budi Arie.
Ada beberapa partai yang terang-terangan ingin mengajak Jokowi bergabung. Namun, Jokowi yang akan purna tugas sebagai Presiden RI, Oktober mendatang, masih belum memberikan jawaban.
Sebagai orang yang cukup dekat dengan Presiden, Budi Arie mengaku sudah tahu ke mana Jokowi akan berlabuh. Saat ditemui wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Budi Arie meminta wartawan sabar soal warna seragam partai yang kelak akan dipakai Jokowi.
“Ya tunggu saja," ujar Budi Arie, Selasa (30/4/2024).
Dalam kesempatan ini, Budi juga mengatakan bahwa pernyataan elite PDIP yang menyebut Jokowi bukan lagi kadernya merupakan hal yang biasa dalam urusan politik. Dia pun menyampaikan, Kepala Negara tidak pusing jika tak lagi dianggap bagian dari partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu. Sebab, mengabdi untuk negara bisa dilakukan lewat mana saja.

“Nggak apa-apa. Asik-asik saja. Ya begitulah, kalau kata sana nggak, ya sudah kita apa saja. Toh mengabdi di republik ada tempatnya,” pungkas Menteri Komunikasi dan Informatika itu.
Sebelumnya, Partai Golkar dan PAN sudah terang-terangan ingin mengajak Jokowi bergabung. Sebagai partai yang hampir 10 tahun menjadi pendukung pemerintah, keduanya merasa nyaman dan ada kecocokan dengan Jokowi.

Ketua Dewan Pakar PAN, Dradjad Wibowo misalnya, mengklaim, Jokowi sangat nyaman berhubungan dengan PAN. Karena itu, PAN sangat terbuka dan siap memberikan karpet merah bila Jokowi ingin bergabung. Kata dia, PAN siap memberikan jabatan strategis buat Jokowi.
“Beliau akan ditempatkan di posisi sangat tinggi dan sangat berpengaruh,” ujar Dradjad, Jumat (26/4/2024).

Rayuan juga disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Menko Perekonomian itu menegaskan, Golkar  sangat terbuka jika Jokowi ingin berjaket kuning. “Kalau posisi tergantung beliau,” ujar Airlangga, di kantor KPU, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai, kemana Jokowi bakal berlabuh tergantung sikap pengurus dan elite partai politik yang siap membuka ruang dan menggelar karpet merah buat Jokowi. Kesiapan Golkar dan PAN menampung Jokowi, kata Qodari, memerlukan perhitungan tertentu. Misalnya, perolehan jumlah kursi berdasarkan hasil Pileg 2024 yang menempatkan Golkar di urutan pertama, dan PAN di urutan kedua.
“Dalam konteks itu, Partai Golkar tentu lebih menarik dan relevan sebagai partai untuk dipilih,” ulas Qodari, saat dikontak Redaksi, semalam.
Di sisi lain, Qodari menilai, keputusan PDIP melepas Jokowi merupakan suatu kesalahan fatal. Sebab, berdasarkan survei, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi masih tinggi di angka 77,5 persen.
Ia pun menyebut, langkah Jokowi selanjutnya bakal mengubah peta politik di Indonesia. Karena tentunya partai lain akan berlomba-lomba menawarkan jabatan strategis kepadanya.

“Jelas blunder bagi PDIP melepaskan tokoh yang sangat populer dan memiliki daya tarik bagi masyarakat,” ujar Qodari.

Bukan cuma Jokowi yang dianggap punya daya tarik, menurut Qodari, Gibran juga punya tingkat elektabilitas tinggi yang dapat membawa pengaruh besar buat partai yang menampungnya.
Qodari menjelaskan bahwa Gibran terbukti menarik pemilih muda dalam Pilpres 2024, berdasarkan hasil survei dan exit poll. Selain itu, usia Gibran yang baru menginjak 36 tahun, membuat kiprah politiknya masih panjang.
“Dia bisa jadi Wapres dua kali, bahkan setelah itu bisa maju menjadi Capres. Jadi masa edarnya Gibran masih panjang, setidaknya 20 tahun ke depan. Tentu bagi parpol punya tokoh yang populer dalam waktu panjang merupakan keuntungan yang sangat strategis,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan PDIP Komaruddin Watubun menyebut Jokowi dan Gibran bukan lagi kader partai Banteng bermoncong putih. Alasannya, Jokowi dan Gibran sudah mengambil jalan yang berbeda dengan PDIP di Pilpres 2024.
“Orang sudah di sebelah sana bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan. Yang benar saja,” tegas Komaruddin Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/4/2024).

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo